I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kegiatan alam bebas yang sering dilakukan, misalnya
mendaki gunung, panjat gunung, menjelajah hutan, arung jeram, jelajah goa dan
lain-lain. Kemungkinan timbulnya kecelakaan besar misal, hilang di hutan, jatuh
dari tebing, tengelam, dsb. Kemungkinan untuk sembuh atau selamat akan lebih
besar jika korban ditangani secepat mungkin, disinilah pentingnya PPGD.
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban akan sangat membantu paramedis
dalam penanganan selanjutnya.Jadi dengan memakai dasar PPGD diharapkan dapat
menanggulangi kecelakaan yang terjadi pada orang ataupun diri sendiri sehingga
dapat menyelamatkan korban.
Pengertian : PPGD merupakan pemberian pertolongan dan
perawatan yang pertama kali diberikan kepada penderita/korban dengan cepat dan
tepat. Pertolongan ini adalah langkah awal sebelum diteruskan ke paramedis.
B. Tujuan
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan
tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk
situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk
mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban
dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan
di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup
penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai
pertolongan yang diberikan. Tujuan dari PPGD adalah :
1. Mencegah bahaya kematian atau mempertahankan hidup
2. Mencegah cacat
3. Mencegah penurunan kondisi fisik
4. Mencegah infeksi
5. Mengurangi rasa sakit
C. Prinsip-Prinsip Dasar
Langkah-langkah dasar apabila timbul keadaan gawat darurat :
1. Jangan panik, kuasai keadaan, bertindak cekatan dan
jangan lambat
2. Lindungi penderita dari keadaan yang membahayakan /
memperberat luka
3. Memberikan pertolongan pertama sedini mungkin. Jika
lokasi korban atau kecelakaan sangat berbahaya dan sulit untuk melakukan
pertolongan, pindahkan korban dengan hati-hati, perhatikan pernafasan dengan
denyut jantung
4. Tenangkan penderita. Dalam melakukan perawatan gunakan
peralatan korban terlebih dahulu
5. Setelah keadaan darurat teratasi, periksa kemungkinan
luka-luka lain/penderita
6. Setelah pertolongan pertama dilakukan dan korban telah
tenang dan aman, seluruh luka diketahui, atau ditandu, jangan pindahkan korban
secara buru-buru
7. Buat catatan lengkap mengenai penderita, lokasi
kecelakaan dan pengobatan atau yang telah dilakukan
Beberapa pertimbangan yang lain bagi si penolong adalah :
1. Memperhatikan tempat dan keadaan disekitar kejadian
2. Memperhatikan keadaan korban
3. Merencanakan pertolongan yang tidak gegabah, cepat,
tepat, dan aman.
4. Jika korban dalam kondisi kritis, memikirkan tindakan
bila korban meninggal
D. Upaya dan Penguasaan Teknik Dasar
Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus
dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari
pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena
kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang
telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada
bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali
kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka
resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan
penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode
Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal.
Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat
diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah
dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari
jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.
Oleh karena itu orang yang menjadi first responder harus
menguasai lima kemampuan dasar yaitu :
• Menguasai cara meminta bantuan pertolongan
• Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung
paru)
• Menguasai teknik menghentikan perdarahan
• Menguasai teknik memasang balut-bidai
• Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi
II. Pemeriksaan Lengkap
Pemeriksaan ini betujuan untuk mengetahui cidera yang
diderita korban dan dapat ditangani dengan semestinya agar tidak bertambah
parah.
Contohnya, patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang
terbuka, apabila korban bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari
kepala sampai jari kaki. Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan
bagian kepala.
1. Periksa kulit kepala, mulai bagian dekat leher sampai
kebagian atas kepala. Tujuannya untuk memeriksa adanya luka memar atau gores
2. Periksa tengkorak apakah ada bagian yang terdesak kedalam
3. Periksa telinga dan hidung apakah ada luka
4. Periksa tulang leher apakah patah atau ada goresan
5. Periksa bagian data, apakah patah atau luka. Perhatikan
dan periksa
6. Periksa perut apakah kejang lunak atau berubah warna
7. Periksa bagian panggul apakah patah
8. Periksa seluruh anggota badan apakah ada yang patah
9. Periksa apakah ada kelumpuhan
10. Periksa bagian pantat, apakah ada yang patah atau luka,
berhati-hatilah bila menduga ada kerusakan pada tulang belakang
III. Macam-macam Gangguan dan Penanganannya
Pada kegiatan alam bebas yang sering kita lakukan, biasanya
beberapa gangguan sering terjadi dengan sebab dan gejala yang berbeda sehingga
diperlukan pertolongan yang berbeda pula.
A. Gangguan Umum
1. Gangguan Kesadaran
a. Shock
Merupakan keadaan darurat karena jumlah darah yang beredar
dalam pembuluh kurang. Sebab-sebab :
1. Pendarahan
2. Luka bakar yang luas
3. Muntah berak
4. Tak tahan terhadap obat tertentu
Pertolongan:
1. Bila penderita mengeluarkan darah, harus dihentikan terlebih
dahulu
2. Letakkan penderita ditempat aman, udara segar
3. Tidurkanlah
4. Longgarkan pakainnya dan selimuti
5. Perhatikan tanda-tanda umum (pernafasan, nadi)
6. Rawat luka-lukanya
7. Beri bau-bauan segar
8. Bawa ke rumah sakit
b. Pingsan
Adalah gangguan kerja otak sedemikian rupa sehingga
penderita tak sadar diri. Tanda-tanda :
1. Muka pucat
2. Diam tak bergerak
3. Badan lemas
Sebab-sebab :
1. Tenggelam
2. Pendarahan otak
3. Keracunan
4. Kena listrik
5. Dll.
Pertolongan yang diberikan sama dengan yang diberikan pada
penderita shock
c. Lena (Colapse/kolaps)
Suatu tanda-tanda kekurangan derajat kesadaran akibat
terbakar sinar matahari, kekurangan oksigen (sesak), kedinginan, kurang makanan
dan keletihan yang sangat.
Gejala: penglihatan terganggu, pusing dan mual.
Cara penanganan :
a. Tidurkan tanpa bantal jika wajah penderita pucat dan
berikan bantal kalau wajah penderita tampak memerah.
b. Kompreslah dengan air dingin, lalu bawalah korban ke
tempat yang teduh dan berudara segar.
c. Longgarkan pakaian yang kencang/mengikat.
d. Kalau menggigil, selimuti tubuhnya.
e. Berilah air minum (kalau bisa, biarkan si korban yang
memegang sendiri cangkir atau gelasnya).
2. Gangguan Otot
a. Keseleo
Tanda-tanda :
1. Terasa sakit bila berjalan
2. Bengkak/dipegang sakit
Pertolongan :
Kompres dengan es
Bebat luka kuat-kuat dari bagian luka
yang sakit sampai keatas, jika keseleo berat, sambil menunggu pertolongan,
tinggikan posisi kaki.
b. Cramps/kram
Tanda-tanda :
1. Otot kaku
2. Nyeri yang sangat amat
Pertolongan :
1. Pijat bagian yang sakit perlahan-lahan
2. Telapak kaki ditekan keatas
3. Diberi balsem
B. Pendarahan dan Luka
Pendarahan adalah : keluarnya darah dari pembuluh darah yang
rusak
Pendarahan dibedakan :
1.Pendarahan kedalam darah tubuh
Disebabkan rusaknya pembuluh darah yang letaknya didalam
tubuh.
Tanda-tanda : Tidak nampak nyata dari luar
Gejala-gejala :
1. Pucat, denyut nadi lemah dan keluar keringat dingin
2. Darah keluar berbuih adri mulut hingga hidung
Pengobatan :
1. Rebahkan dan tenangkan
2. Bawa kerumah sakit
2. Pendarahan Keluar Tubuh
a. Pendarahan pembuluh nadi atau arteri, ciri-ciri
1. Darah memancar
2. Warna merah
b. Pendarahan keluar tubuh, ciri-ciri :
1. Darah mengalir
2. warna merah kehitam-hitaman
c. Pendarahan pembuluh kapiler,
ciri-ciri : darah keluar sedikit-sedikit, tidak berbahaya
Pertolongan
- Tekan bagian yang berdarah selama 5- 15 menit, beri
pembalut tekan pada tempat pendarahan. Bila belum berhasil dapat ditambah
pembalut lain tanpa membuka pembalut pertama
- Usahakan agar tempat pendarahan berada diatas jantung
- Bila pendarahan agak berat adan tidak dapat dihentikan
dengan cara : diatas dapat dipergunakan torniket. Tempat terbaik torniket/
ikatan : pada kaki,5 jari dibawah lipat paha dan pada tangan, 5 jari dibawah
ketiak.
- Bawa kerumah sakit terdekat
LUKA
Luka adalah peristiwa dimana jaringan tubuh ada yang
terputus, tersobek, rusak oleh sesuatu sebab, missal karena kecelakaan,
tertusuk, tertembak, terpukul, jatuh, dsb. Sebagai akibatnya menimbulkan
pendarahan, patah tulang, inpeksi, dan lainnya.
Jenis-jenis luka berdasarkan sebabnya,terdiri dari :
1. Luka iris,
2. Luka gigitan binatang,
3. Luka gores\parut,
4. Luka bakar,
5. Luka tusuk,
6. Luka akibat zat kimia, atau penyakit, dsb.
Jenis-jenis luka berdasarkan tempat luka itu, adalah :
1. Luka dalam (jika luka terjadi di dalam tubuh), terdapat
darah yang menetes atau mengalir keluar.
2. Luka luar (pendarahan di dalam tubuh, memar)
Penanganan Luka
Cara-cara umum pertolongan terhadap luka, yaitu :
1. Hentikan terjadinya pendarahan.
2. Siram\usap dengan obat merah (mercurochrome) atau yodium
tinctuur (antiseptic lain).
3. Berilah Sulfatilamide powder (jangan terkena air).
4. Tutuplah dengan kain kasa steril\kain yang bersih.
5. Jangan sekali-kali melekatkan kapas tanpa obat\salep.
Keterangan (catatan tambahan) :
1. Obat merah (yodium) dapat digunakan untuk mematikan
hama\kuman.
2. Yodium harus disimpan dalam keadaan tertutup (berbahaya
kalau menguap maka yang tertinggal adalah yodium kental atau yang
konsentrasinya besar.
LUKA BAKAR
Yang disebut luka bakar, adalah kerusakan jaringan tubuh
yang disebabkan oleh panas yang suhunya di atas 60 derajat celcius.
Luka bakar, dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan atau disebut
juga stadium :
1. Luka bakar tingkat I ;
Kulit kemerahan, terbakar hanya kulit luar oleh panas
sekitar 60 derajat celcius.
2. Luka bakar tingkat II ;
Kulit melepuh, bengkak, merah dan perih, luka pada kulit
ari/jaringan, panas sekitar 100 derajat celcius.
3. Luka bakar tingkat III;
Kulit hangus, pembakaran sampai ke bagian dalam tubuh,
terjadi banyak kerusakan.
Penyebab luka bakar, antara lain :
1. Api (bara yang menyala)
2. Cairan gas (benda yang menyala).
3. Bahan kimia.
4. Sinar matahari.
5. Listrik, dsb.
Cara-cara pertolongan :
1. Hilangkan penyebabnya terlebih dahulu. Misalkan,
memadamkan api dengan cara menggulingkan badan si korban, dengan kain
basah/pasir.
2. Cegahlah gugat dari kemungkinan infeksi.
3. Tutuplah luka dengan kain steril.
4. Pembalut agak longgar (pada luka bakar tingkat III, tidak
perlu dibalut).
5. Berilah minum sebanyak-banyaknya dengan air gula hangat
(mengembalikan cairan yang hilang).
6. Tutuplah si korban dengan selimut, agar tidak kedinginan
dan mencegah gangguan serangga.
LUKA GIGITAN
Gejala-gejala luka gigitan, yaitu :
1. Pada tempat terjadinya gigitan, timbul bengkak dan kulit
membiru.
2. Terasa sakit,panas dan terasa kaku.
3. Penderita gelisah dan berkeringat.
4. Timbul pendarahan.
5. Pada luka gigitan ular, ada bekas berupa titik-titik
(bekas taring) harus diperhatikan letak gigitannya.
Pertolongan :
1. Antara luka gigitan dengan jantung harus dipasang bebat
putar (penasat/tornikuet).
2. Pada luka hewan biasa (bukan ular/binatang berbisa) luka
dibersihkan yodium/air yang mengalir.
3. Pada luka gigitan binatang berbisa, jangan banyak
diganggu, dan jangan dihisap sembarangan, korban juga jangan banyak bergerak
karena dapat mempercepat nadi, sehingga bisa (racun) dapat semakin cepat
menyebar,
C. Gangguan Lain
1. Luka (Vulnus)
Luka merupakan suatu keadaan terputusnya konuitas jaringan
secara tiba-tiba karena suatu kekerasan atau trauma.
PEMBIDAIAN
Tujuan Pembidaian :
1. Mencegah perger pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang
yang patah
2. Memberikan istirahat bagi anggota badan yang cidera
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan
Prinsip pembidaian :
1. Melakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan
mendapat cidera
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkan patah tulang,
jadi tak perlu dipastikan dulu
3. Persendian diatas atau dibawah tempat
atah tulang harus dibidai agar tidak bergerak
Persyaratan Pembidaian
1. Bidai harus meliputi dua atau lebih persendian dari tulang
yang patah sebelum dipasang. Diukur lebih dulu pada anggota badan yang Sehat
2. Ikatan tidak oleh terlalu longgar ataun pun terlalu
kencang
1. bidai harus terbuat dari bahan yang keras,kaku dan lurus
2. bidai harus diberi alas
3. ikatannya cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah
perut
2. HIPOTERMIA (SUHU RENDAH)
Biasanya terjadi pada keadaan basah dan berangin, ditandai
dengan rasa dingin dan lemah. Diindonesia hal ini terjadi terutama di musiom
penghujan. Karena pada kondisi basah dan berangin tubuh kehilangan hampir 90%
kemampuan insulin (kemampuan untuk menahan panas tubuh)
Gejala-gejala yang timbul :
Pertolongan:
1. Jangan penderita tertidur, karena itu dapat membuatnya
kehilangan sadaran sehingga tidak apu menghangatkan tubuhnya sendiri
2. Biarkan tubuhnya menggigil karena menggigil adalah usaha
tubuh untuk mempertahannkan suhu tubuh
3. Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita
4. Gantilah pakaian yang basah dengan kering
5. Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin,
misalnya dengan mendirikan tenda
6. Jangan baringkan penderita ditanah, usahakan agar kantong
tidur itu dihangatkan dulu.dengan cara orang sehat masuk terlebih dulu untuk
menghangatkan kantong tidur
7. Masukkan botol penuh air hangat (bukan panas) kedalam kantong
tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur
8. Kalau memungkinkan orang yang sehat dapat masuk kekantong
tidur untuk tidur bersama penderita
9. Kalau bisa buatkan api dikedua sisi penderita
10. Segera setelah penderita sadar berikan makanan yang manis-manis.
Cara Mencegah Hipotermia:
Cara mencegah Hipotermia ini sangat diperlukan dalam
kegiatan pendakian gunung. Mendaki gunung memang memerlukan kesiapan fisik,
mental, peralatan, pengetahuan dan perbekalan yang menunjang kegiatan tersebut.
Dan banyak musibah yang terjadi karena kekurangan hal - hal tersebut di atas.
Atau bisa juga karena minimnya pengetahuan tentang survival sehingga Hipotermia
bisa melanda.
Yang terpenting dalam kegiatan mendaki gunung atau kegiatan
di luar ( outdoor activity ) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya
mengetahui faktor apa penyebab hipotermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa
aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan apabila
mulai merasakan kedinginan.Cara mencegah hipotermia:
1. Usahakan apabila mendaki gunung jangan memakai kaos dari
katun. Bahan katun jika basah oleh keringat sulit keringnya. Ini biasanya
menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya
memakai bahan sintetis ( polyester / spandex / nylon ) yang menyerap keringat
dan berlengan panjang. Memang masih bisa ganti kaos, tetapi di gunung yang
sering hujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Mengeringkan
menggunakan api unggun, sebaiknya jangan. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi
konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tetapi tetap
kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tetapi basah semua.
2. Membawa bekal yang cukup untuk mendaki gunung. Bekal
praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster ( seperti gel
dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda ) sangat berguna sebagai
cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi yang baik. Juga
biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun - daunan yang
kita kenali bisa dimakan apabila mendesak.
3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya
selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau mempunyai baju dan jaket
tahan air ( gore-tex based ) juga bisa ( tetapi ini mahal di harga ). Jangan
lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki membawa ekstra jika perlu.
4. Kalau berjalan sendiri siapkan piranti darurat
komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. Handphone terkadang kurang
efektif karena tidak adanya sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit
atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.
5. Jangan paksakan berjalan terus apabila kelelahan.
Berhenti, pasang tenda dan membuat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan,
seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena
makanan adalah sumber energi untuk tetap berjalan. Selain itu, makanan juga
membuat tubuh menjadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.
6. Membawa selimut darurat ( emergency blanket or space
blanket ). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan
aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya :
membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.
Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan
hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya.
Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200 gr. Ditanggung
lebih tahan lama dari space blanket.
7. Penghangat tubuh sementara ( body warmer ). Ini semacam
plester tubuh apabila kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga
ektrem di salju ( ski, ice climbing, mountaineering ) . Kelemahannya : hanya
bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan
ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk.
3. PATAH TULANG DAN RETAK TULANG
Patah tulang (fractuura) menurut keadaan patahnya, dibagi
menjadi :
1. Patah tulang terbuka;
Apabila patah tulangnya sampai menembus kulit sehingga
terjadi pendarahan.
2. Patah tulang tertutup;
Apabila patah tulangnya tidak sampai menembus kulit, tetapi
terjadi pembengkakan\memar.
• Retak tulang (Fisura) disebut juga Greenstick.
• Patah tulang tertutup (simple), dan
• Patah tulang terbuka (compound).
Pertolongan pertama bagi orang yang mengalami patah tulang
adalah untuk mengusahakan si korban tidak mengalami kecacatan baik jasmani
maupun rohani. Serta mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan umum.
Gejala Patah Tulang
1. Anggota badan yang patah tidak dapat digerakkan
2. Bentuk tubuh\anggota yang patah mengalami perubahan
(timbul pembengkakan).
3. Membengkak dan warna kulit kebiru-biruan.
4. Berderak-derik
5. Demam dan rasa nyeri yang hebat.
Pertolongan pertama yang dapat dikerjakan:
1. Hentikan pendarahan dengan pembalut\penasat.
2. Tutuplah luka dengan pembalut steril.
3. Kerjakanlah pembidaian yang memenuhi syarat. Lalu anggota
badan yang patah ditinggikan
4. KERACUNAN
Yang dimaksud dengan keracunan adalah tubuh kemasukan
zat-zat asing yang beracun.
Keracunan ini dapat melalui :
1. Makanan
2. Pernapasan.
3. Gigitan binatang (ular, laba-laba, kalajengking, dsb).
4. Sentuhan/kontak langsung.
Keracunan dapat mengakibatkan kematian juga rusaknya
anggota/alat-alat tubuh bagian dalam, bila tidak segera ditolong. Keracunan
melalui makanan, bisa disebabkan oleh makanan/minuman yang beracun antara lain
:
1. Ketela pohon yang beracun
2. Beberapa jenis ikan laut dan
3. Daging beberapa jenis ular
Tanda-tanda (gejala) keracunan adalah :
1. Pusing kepala
2. Penglihatan terganggu
3. Keringat dingin
4. Tubuh menggigil
5. Lemas
6. Gelisah
7. Mual dan mulut berbuih
Cara-cara pertolongan :
Usahakan agar si korban muntah, sehingga racun keluar.
1. Bisa dengan tablet norit/bikarbonat natrikus ( 4-6
tablet)
2. Dengan air santan, susu atau minyak kelapa
IV. PENYAKIT-PENYAKIT MENULAR
Diantara yang harus diwaspadai adalah mengenai beberapa
penyakit menular,sebab jika tidak cepat-cepat ditanggulangi, jenis-jenis
penyakit ini sebagian besar dapat mengakibatkan epidemic dan wabah.
Contoh penyakit menular:
1. Malaria, penyebabnya adalah plasmodium (sejenis protozoa
bersel satu) penularannya melalui Nyamuk Anoples (betina)
a. a.Malaria Tropicana,
b. b.Malaria Tertiana, dan
c. c.Malaria Quartana.
2. Demam berdarah,penyebabnya adalah virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk Aides Aegypty.
3. Thypus (tipes), penularannya melalui makanan dan minuman
(pencernaan). Penderita penyakit ini harus banyak beristirahat dan makan/minum.
4. Kolera, penyebabnya adalah bakti Clohera yang pertama
kali ditemukan oleh Robert Koch di tahun 1883, bisa mrnjadi wabah yang
mematikan. Penularannya melalui makan dan minuman (pencernaan)..
5. Influlenza (Flu), penularannya melalui pernafasan.
Penyebabnya adalah virus Infuenza.
7. Lepra/Kusta, penyakit yang mengerikan, yang pada zaman
dahulu sering disebut sebagai penyakit kutukan pada manusia kiriman dari Tuhan.
Penyakit ini mempunyai masa inkubasi yang lama, gejala-gejalanya adalah rontoknya
bagian-bagian tubuh (ujung-ujung anggota badan, jari tangan dan kaki).
Penyebabnya belum bsa diketahui.
8. Cacar, penularannya melalui pernapasan dan
sentuhan/kontak badan. Jika terjadi wabah atau epidemic, tingkat kematiannya
sangat tinggi.
9. Mata, penyebabnya adalah berbagai macam
virus,penularannya melalui kontak badan (sentuhan).
10. Rabies (Gila Anjing), penyebabnya virus rabies yang
terdapat pada kelenjar ludah hewan yang mengidap rabies. Cara penularannya
melalui gigitan. Hewan pengidap rabies biasanya takut air. Hewan yang mudah
terserang rabies adalah anjing, kucing dan kera.
11. Polio, adalah penyakit lumpuh yang biasanya menyerang
anak-anak, Penyebabnya ada virus polio. Penularannya melalui pencernaan dan
pernapasan.
12. Penyakit kelamin, seperti misalnya Syphilis dan Gonorhoe
(GO), Penularannya melalui hubungan langsung atau keturunan (kandungan).
Penyakit ini biasa terjangkit dari cara hidup yang tidak sehat.
V. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)
Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam
waktu singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan
oksigenasi sel, terutama otak dan jantung.
Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat
penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan
Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan
intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp
Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin
dapat dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini :
Keterlambatan kemungkinan berhasil:
1 menit 98 dari 100
4 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat
atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD.
Yang harus dilakukan pada BHD adalah :
a. Airway (jalan nafas)
b. Breathing (pernafasan)
c. Circulation (jantung dan pembuluh darah)
A. AIRWAY
Menilai jalan nafas dan pernafasan :
- Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang :
Airway baik, Breathing baik
- Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit
- Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara :
Lihat-Dengar-Raba
Obstruksi jalan nafas
Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan
gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin
dilakukan bila tidak ada Airway yang baik.
1. Obstruksi total
Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar
atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya
disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di
pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan
berawal dari obstruksi parsial menjadi total.
- Bila penderita masih sadar
Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah.
Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas
(walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus
dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich
manouvre atau kehamilan tua dan bayi.
2. Obstruksi parsial
Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat
bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya
saat menarik nafas, inspirasi)
- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti
kumur-kumur.
- Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok
- Penyempitan di larink atau trakhea-stridor
Pengelolaan Jalan nafas:
a. Penghisapan (suction) – bila ada cairan
b. Menjaga jalan nafas secara manual
Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan
jatuh kebelakang dengan memakai :
1. Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur
ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher.
2. Angkat rahang (jaw
thrust)
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik penderita.
a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah :
Dewasa : 12-20 kali/menit (20)
Anak-anak : 15-30 kali/menit (30)
Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau
<10>
b. Sesak Nafas (dyspnoe)
Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat
berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing terganggu, penderita
terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila
terlihat maka akan ditemukan :
1. Penderita mengeluh sesak
2. Bernafas cepat (tachypnoe)
3. Pemakaian otot pernafasan tambahan
4. Penderita terlihat ada kebiruan
2. Pernafasan Buatan (artificial ventilation)
Pernafasan buatan
yaitu suatu tindakan yang dilakukan pada seseorang dengan maksud untuk
menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur agar orang tersebut dapat
tertolong jiwanya. Karena orang hanya dapat hidup beberapa menit saja bila
pernafasannya berhenti, makanya pernafasan buatan harus dilakukan dengan segera
dan menurut tata cara yang benar.
Selain itu, dalam melakukan pernafasan buatan harus
mengetahui prinsipnya, yaitu: dimaksudkan untuk mengambil oksigen ( O2 ) untuk
oksidasi dan mengeluarkan karbondoksida ( CO2 ) yang tidak berguna bagi tubuh
yang dikeluarkan melalui paru-paru. Sedangkan pernafasan itu sendiri terdiri
dari inspirasi (menarik nafas) dan ekspirasi (mengeluarkan nafas). Pada saat
inspirasi terjadi, maka rongga dada membesar, tekanan udara lebih kecil, dan
udara masuk, sedangkan pada ekspirasi, rongga dada mengecil, tekanan udara lebih
besar. dan udara keluar.
Lakukanlah pernafasan buatan dg pedoman yaitu: dilakukan
dengan segera, lakukan sampai penderita bernafas dengan teratur / oleh dokter
telah dinyatakan meninggal, serta lakukanlah dg cara-cara yang benar dan
sesuai.
mau tau yang lebih lanjut nggak sobat semua ??? yuk, simak
selengkapnya.
Dibawah ini mitha mau menjelaskan metode-metode pernafasan
buatan.
• Cara Holger Nielsen: metode ini adalah metode yang terbaik
dari metode-metode yang akan mitha tulis dibawah nanti, karena tidak melelahkan
dan penolongnya pun dapat bergantian.
Caranya:
1. baringkan
penderita dalam keadaan telungkup dan keningnya diletakkan diatas kedua
tangannya yang saling brhimpitan.
2. pukul penderita diantara tulang belikatnya, agar lidahny
menjulur dan tidak menghalangi pernafasan.
3. penolong meletakkan tangannya diatas tulang belikat
dengan ibu jari yang menghadap ke punggung penderita.
4. penolong membungkuk ke depan dan menahan perlahan-lahan
sama rata pada punggung penderita, dan terjadilang ekspirasi aktif. Kemudian
hentikan perlahan-lahan dan penolong kembali pada kedudukan semula.
5. lengan atas penderita dipegang pada sikunya dan badan
penolong digerakkan kebelakang menarik lengan atas penderita sampai terasa
adanya denyut, maka terjadilang inspirasi aktif.
6. gerakkan inspirasi dan ekspirasi dapat dilakukan 12 kali
permenit.
• Cara Mulut ke Mulut: Cara ini dilakukan pada bayi dan anak
kecil (orang dewasa, lebih baik jangan).
Caranya:
1. penderita ditelentangkan, kepala ditekan kebelakang, dagu
ditarik sebanyak mungkin keatas.
2. penolong menarik nafas sedalam-dalamnya dan letakkan
mulut yg terbuka diatas hidung dan mulut penderita.
3. tiuplah udara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit
hingga tampak dada penderita membesar, maka terjadilah inspirasi.
4. lepaskan mulut penolong dari mulut penderita maka
terjadilah ekspirasi.
5. gerakkan - gerakkan ini dapat dilakukan hingga 12 kali
permenit.
Keuntungan
menggonakan metode ini adalah dapat dirasakan dan dapat diatur. Namun, ada
kerugiannya juga loh sob, bila udara salah masuk ke lambung maka dapat terjadi
penularan penyakit pernafasan / paru-paru.
• Cara Eve: cara ini merupakan cara yang paling mudah,
karena hanya memerlukan satu penolong, namun dalam cara ini sangat diperlukan
bangku yang dapat jungkat-jungkitkan.
Caranya:
1. penderita dibaringkan telungkup diatas bagku yang dapat
dijungkat-jungkitkan.
2. muka penderita menghadap ke samping, pipi rapat dengan
bangku.
3. inspirasi dilakukan dg menjungkitkan bangku sehingga
kepala lebih tinggi daripada kakinya.
4. gerakkan ekspirasi dilakukan dengan membuat kepala
letaknya lebih rendah dari kakinya. Inspirasi dan eksppirasi ini diulang 12
kali per menit.
B. CIRCULATION
1. Umum
a. Frekuensi denyut jantung Frenkuensi denyut jantung pada
orang dewasa adalah 60-80/menit.
b. Penentuan denyut nadipada orang dewasa dan anak-anak
denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau
a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.
2. Henti jantung
Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat.
Penderita mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah
itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan.
3. Karotis yang berdenyut
Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase
jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP
hanya menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen
tambahan mutlak diperlukan.
C. MENGHENTIKAN PENDARAHAN
Cara :
1. Menekan dengan jari tangan
2. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka
3. Balut tekan
4. Menekan dengan jari tangan
Pembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan
dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah anatara jari dan tulang, maka
pembuluh darah akan berhenti. Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh
darah yang dapat ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri
Subclavia, Arteri Femoralis, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis, Arteri Carotis
Kommunis, Arteri Brachialis
5. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka
i. Sapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai lipatan
bagian dalam dianggap bersih
ii. Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas
luka dan tekanlah
iii. Perdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh
kuman-kuman dapat dihindarkan
6. Balut tekan
7. Torniket
Pemasangan toniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu
apabila anggota badan atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus :
- Tutup ujung tungkai yang putus dengan kain yang bersih
- Bagian yang putus dimasukkan kekantong plastik yang berisi
es salanjutnya dibawa bersama-sama korban ke rumah sakit.